Memuat...
12 March 2025 14:50

Bentuk-Bentuk Coping Stress

Bagikan artikel

Keberhasilan seseorang dalam mengatasi stres (coping) sangat bergantung pada bagaimana strategi yang digunakan sesuai dengan karakteristik situasi yang dihadapi. Tidak ada satu strategi yang paling efektif untuk semua keadaan. Namun, kombinasi strategi yang tepat lebih memungkinkan individu menghadapi tekanan dengan lebih baik.

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino, 1997), bentuk coping stress dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu:

1. Coping Berfokus pada Masalah (Problem-Focused Coping)

Strategi ini bertujuan untuk mengatasi penyebab stres secara langsung. Individu yang menggunakan pendekatan ini berupaya menghadapi masalah, mengidentifikasi sumber tekanan, mengubah situasi yang menjadi pemicu stres, dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan demikian, tekanan yang dirasakan akan berkurang atau bahkan hilang.

Dalam penerapannya, individu sering mempelajari keterampilan atau cara baru untuk menyelesaikan masalah. Pendekatan ini cenderung digunakan ketika seseorang merasa mampu mengendalikan situasi atau yakin dapat mengubah kondisi yang ada.

2. Coping Berfokus pada Emosi (Emotion-Focused Coping)

Strategi ini bertujuan untuk mengatur respon emosional terhadap situasi penuh tekanan. Biasanya digunakan ketika individu merasa tidak mampu mengubah kondisi yang menyebabkan stres. Pendekatan ini membantu seseorang menyesuaikan diri dengan tekanan yang ada, baik dengan mengurangi intensitas emosi negatif maupun menciptakan pandangan yang lebih positif terhadap situasi.

Pendapat Lazarus menjadi dasar penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Folkman et al. (dalam Smet, 1994), yang menghasilkan variasi strategi coping, di antaranya:

Strategi dalam Problem-Focused Coping

  1. Planful Problem Solving
    Menggunakan pendekatan yang tenang dan sistematis untuk memecahkan masalah, termasuk dengan analisis yang matang.
  2. Confrontive Coping
    Melibatkan reaksi yang lebih agresif dalam menghadapi situasi, termasuk mengambil risiko untuk mengubah keadaan.
  3. Seeking Social Support
    Mencari bantuan dari orang lain, baik berupa informasi, dukungan emosional, atau bantuan langsung.

Strategi dalam Emotion-Focused Coping

  1. Distancing
    Berusaha melepaskan diri secara emosional dari masalah dan menciptakan pandangan yang lebih positif.
  2. Self-Control
    Mengatur emosi dan tindakan untuk tetap terkendali.
  3. Accepting Responsibility
    Mengakui peran diri dalam situasi yang penuh tekanan dan mencoba memperbaiki keadaan.
  4. Escape-Avoidance
    Menghindar atau melarikan diri dari masalah melalui fantasi atau penghindaran.
  5. Positive Reappraisal
    Mencari makna positif dari situasi yang sulit, sering kali dengan memanfaatkan kepercayaan religius atau pengembangan diri.

Coping Efektif dan Tidak Efektif

Menurut Lahey (2004), coping stress dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Coping Efektif

  1. Menghindari sumber stres secara langsung (removing stressor).
  2. Melakukan penyesuaian pola pikir saat menghadapi masalah (cognitive coping).
  3. Mengelola reaksi emosional yang muncul akibat tekanan (managing stress reaction).

Coping Tidak Efektif

  1. Menghindari masalah secara berlebihan (withdrawal).
  2. Bertindak agresif (aggression).
  3. Menggunakan pelarian seperti konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang (self-medication).
  4. Mengandalkan mekanisme pertahanan ego, seperti displacement, sublimasi, proyeksi, atau denial.

Smet (1994) menegaskan bahwa tidak ada satu metode coping yang cocok untuk semua situasi stres. Pendekatan terbaik adalah yang sesuai dengan jenis stres dan karakteristik situasi yang dihadapi.

Sebagai bagian dari pusat asesmen Indonesia, biro psikologi Smile Consulting Indonesia menghadirkan solusi asesmen psikologi dan psikotes online berkualitas tinggi untuk kebutuhan evaluasi yang komprehensif. Dengan memahami bentuk-bentuk coping stress ini, individu dapat memilih strategi yang tepat untuk mengelola tekanan yang mereka hadapi secara efektif.

Bagikan