Culture Fair Intelligence Test (CFIT) dirancang berdasarkan penelitian mendalam oleh Raymond Bernard Cattell, seorang psikolog kelahiran Inggris yang kemudian berkarier di Amerika Serikat. Cattell, yang lahir pada 20 Maret 1905 dan meninggal pada 2 Februari 1998, dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam bidang psikologi. Ia mengeksplorasi berbagai aspek psikologi, termasuk kepribadian, temperamen, kemampuan kognitif, motivasi, dan perilaku sosial.
Cattell adalah pendukung awal penerapan metode analisis faktor untuk memahami dimensi-dimensi dasar dalam kepribadian, motivasi, dan kemampuan kognitif. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah teori Fluid Ability dan Cristalized Ability, yang menjadi dasar dalam pengukuran kecerdasan manusia. Fluid Ability menggambarkan kemampuan kognitif bawaan seseorang yang bersifat herediter, sedangkan Cristalized Ability berkembang melalui interaksi individu dengan lingkungannya dan akumulasi pengalaman belajar.
CFIT dikembangkan oleh Cattell untuk mengukur kemampuan umum (General Ability) atau yang dikenal sebagai G-Factor, dengan fokus pada Fluid Ability. Tes ini dirancang untuk mengurangi pengaruh perbedaan budaya, kecakapan verbal, dan tingkat pendidikan, sehingga memberikan hasil yang lebih adil dan bebas bias budaya.
CFIT di Indonesia
Di Indonesia, CFIT pertama kali diadopsi dan dikembangkan oleh Universitas Indonesia pada tahun 1975. Tes ini digunakan secara luas tanpa perlu perubahan atau adaptasi pada item-itemnya, karena telah dirancang untuk cocok dengan berbagai populasi, termasuk individu yang tidak berbicara dalam bahasa Inggris. Jenis CFIT yang umum digunakan di Indonesia meliputi:
-
Tes G Skala 2A (A7A)
-
Tes G Skala 2B (A7B)
-
Tes G Skala 3A
-
Tes G Skala 3B
Keunggulan CFIT dan Penggunaannya
CFIT adalah alat tes yang ideal untuk mengukur Fluid Ability seseorang. Namun, untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kemampuan kognitif, penggunaan CFIT sebaiknya dilengkapi dengan tes-tes lain yang mengukur Cristalized Ability, seperti Tes Intelegensi Umum (TINTUM 69) atau TINTUM bentuk A dan B.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap asesmen yang adil budaya, CFIT memberikan solusi untuk mengatasi perbedaan hasil tes akibat faktor budaya atau bahasa. Hal ini membuatnya cocok digunakan dalam berbagai konteks, baik pendidikan, pekerjaan, maupun klinis.
Sebagai biro psikologi terpercaya, Smile Consulting Indonesia adalah vendor psikotes yang juga menyediakan layanan psikotes online dengan standar profesional tinggi untuk mendukung keberhasilan asesmen Anda. Kami menawarkan berbagai layanan asesmen yang dirancang untuk memberikan hasil yang akurat dan relevan bagi individu maupun organisasi.