Memuat...
26 September 2025 09:51

Body Image dan Filter IG / TikTok pada Remaja

Bagikan artikel

Media sosial seperti Instagram dan TikTok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja saat ini. Di satu sisi, platform ini memberikan ruang untuk berekspresi dan berkoneksi, namun di sisi lain, muncul konsekuensi psikologis yang cukup serius, salah satunya berkaitan dengan citra tubuh (body image). Fenomena filter wajah, aplikasi pengedit foto, dan tren kecantikan digital telah membentuk ekspektasi yang tidak realistis tentang tubuh ideal.

Body image merujuk pada persepsi seseorang terhadap tubuhnya sendiri, baik secara fisik maupun emosional. Pada masa remaja, ketika identitas diri sedang dibentuk dan harga diri masih labil, paparan konten visual yang sangat dikurasi dapat menciptakan tekanan untuk tampil sempurna. Filter-filter yang merampingkan wajah, memperbesar mata, memperhalus kulit, atau mengubah bentuk tubuh menjadi standar baru kecantikan yang sulit dicapai secara alami.

Remaja yang terus-menerus terpapar standar kecantikan digital ini mulai merasa tidak puas terhadap penampilan mereka sendiri. Banyak dari mereka mengalami body dissatisfaction, yaitu ketidakpuasan terhadap tubuh yang dapat menurunkan rasa percaya diri, meningkatkan kecemasan sosial, bahkan memicu gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia. Tidak sedikit pula remaja yang menghindari interaksi sosial secara langsung karena merasa "tidak sebagus di online."

Lebih jauh, filter-filter yang semula dianggap hiburan kini menjadi alat perbandingan sosial yang merusak. Ketika melihat influencer atau teman sebaya tampil sempurna dengan bantuan digital, remaja merasa tertinggal atau tidak cukup menarik. Padahal, yang mereka lihat sering kali merupakan citra yang sudah dimanipulasi, bukan realitas, melainkan ilusi yang dibungkus algoritma.

Dalam kajian psikologi perkembangan, masa remaja merupakan periode yang sangat sensitif terhadap penerimaan sosial dan citra diri. Oleh karena itu, persepsi negatif terhadap tubuh bukan hanya berdampak pada penampilan luar, melainkan juga pada kesehatan mental secara keseluruhan. Rasa malu, minder, hingga depresi bisa muncul akibat ketidaksesuaian antara realitas diri dan harapan yang dibentuk oleh media sosial.

Orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan mental memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran kritis terhadap citra tubuh dan penggunaan media digital. Penting untuk membuka ruang diskusi tentang bagaimana tubuh yang sehat tidak selalu identik dengan yang terlihat di layar. Edukasi literasi digital juga krusial agar remaja mampu membedakan antara citra asli dan manipulasi digital, serta memahami bahwa nilai diri tidak ditentukan oleh penampilan semata.

Kampanye sosial yang menekankan keanekaragaman bentuk tubuh, penggunaan filter yang bertanggung jawab, dan promosi citra tubuh positif harus didorong lebih masif. Platform digital pun perlu mengambil peran lebih besar, seperti memberikan peringatan saat filter digunakan, atau menyediakan label pada foto yang telah diedit. Kesadaran ini harus datang dari berbagai arah: pribadi, keluarga, komunitas, hingga kebijakan publik. Sebagai bagian dari pusat asesmen Indonesia, biro psikologi Smile Consulting Indonesia menghadirkan solusi asesmen psikologi dan psikotes online berkualitas tinggi untuk kebutuhan evaluasi yang komprehensif.

Menumbuhkan kepercayaan diri yang autentik adalah proses panjang. Namun hal itu bisa dimulai dengan menerima bahwa tubuh setiap orang unik, dan tidak perlu disesuaikan dengan satu standar sempit. Remaja perlu diberdayakan untuk mengenali dan menghargai tubuh mereka sendiri, yang mana sebagai bagian dari identitas yang layak dihormati, bukan dikoreksi.

Referensi:

Tiggemann, M., & Slater, A. (2014). NetGirls: The Internet, Facebook, and body image concern in adolescent girls. International Journal of Eating Disorders.

Fardouly, J., Diedrichs, P. C., Vartanian, L. R., & Halliwell, E. (2015). Social comparisons on social media: The impact of Facebook on young women's body image concerns and mood. Body Image Journal.

APA (2022). Teens, Social Media and Body Image. American Psychological Association.

Perloff, R. M. (2014). Social Media Effects on Young Women’s Body Image Concerns: Theoretical Perspectives and an Agenda for Research. Sex Roles Journal.

Bagikan