Mengapa Stres Akademik Perlu Diukur?
Menjadi mahasiswa sering kali identik dengan masa penuh tantangan. Ada target IPK, tugas yang menumpuk, persaingan dengan teman, hingga ekspektasi dari keluarga dan dosen. Tekanan ini bisa memicu stres akademik, yang kalau tidak dikelola dapat berdampak pada konsentrasi, motivasi, bahkan kesehatan mental.
Karena itu, penting ada alat ukur yang bisa membantu mengidentifikasi tingkat stres akademik mahasiswa. Salah satu instrumen yang cukup banyak digunakan adalah Perception of Academic Stress Scale (PASS).
Apa itu PASS?
PASS dikembangkan oleh Bedewy & Gabriel (2015) untuk mengukur persepsi mahasiswa tentang stres akademik serta sumber-sumbernya. Instrumen ini terdiri dari 18 item pertanyaan dengan pilihan jawaban skala Likert 1–5 (sangat tidak setuju hingga sangat setuju).
Hasilnya bisa memberikan gambaran seberapa tinggi stres akademik mahasiswa, sekaligus dari sisi mana tekanan itu paling besar.
Empat Aspek Stres Akademik yang Diukur PASS :
-
Tekanan untuk Berprestasi (Pressures to Perform)
Mahasiswa sering merasa harus bersaing dengan teman, memenuhi harapan orang tua, atau menghadapi kritik dari dosen. Tekanan ini bisa meningkatkan stres bila ekspektasi terlalu tinggi.
-
Beban Kerja dan Ujian (Workload & Examinations)
Tugas yang menumpuk, jadwal kuliah padat, serta ujian yang datang beruntun sering kali membuat mahasiswa kewalahan.
-
Persepsi Diri Akademik (Academic Self-Perceptions)
Keyakinan diri mahasiswa terhadap kemampuan akademiknya sangat memengaruhi tingkat stres. Rasa takut gagal, ragu dengan kemampuan diri, atau khawatir soal masa depan bisa menambah tekanan.
-
Keterbatasan Waktu (Time Restraints)
Banyak mahasiswa kesulitan membagi waktu untuk belajar, organisasi, kegiatan sosial, hingga waktu istirahat. Akibatnya, mereka mudah merasa terhimpit.
Mengapa PASS Penting?
Deteksi dini → Membantu kampus dan konselor mengenali mahasiswa yang rentan mengalami stres tinggi.
Meningkatkan kesadaran diri → Mahasiswa bisa memahami sumber stres mereka dan mencari strategi yang sesuai.
Bahan penelitian → Banyak studi psikologi pendidikan menggunakan PASS untuk memetakan stres akademik di berbagai negara.
Dasar intervensi kampus → Hasil PASS dapat digunakan untuk merancang program manajemen stres, konseling, atau workshop pengembangan diri.
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan:
-
Singkat (hanya sekitar 5 menit pengisian)
-
Mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan mahasiswa
-
Telah diuji reliabilitasnya sehingga cukup konsisten
Keterbatasan:
-
Studi awal dilakukan di satu universitas di Mesir → perlu diuji di konteks budaya berbeda, termasuk Indonesia.
-
Instrumen masih bersifat self-report → hasil bisa dipengaruhi kondisi emosi saat mengisi.
Contoh Penerapan di Kampus
Bagian kemahasiswaan bisa menggunakan PASS untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa sebelum dan sesudah ujian akhir.
Konselor kampus dapat memakai hasil PASS sebagai bahan diskusi saat konseling individu.
Peneliti psikologi pendidikan dapat mengombinasikan PASS dengan skala lain, misalnya skala kecemasan atau kepuasan belajar.
Perception of Academic Stress Scale (PASS) adalah instrumen singkat namun bermanfaat untuk memetakan stres akademik mahasiswa. Dengan mengenali sumber stress, baik dari tekanan berprestasi, beban tugas, persepsi diri, maupun keterbatasan waktu, mahasiswa bisa lebih mudah menemukan cara menghadapi tantangan perkuliahan.
Alat ukur seperti PASS juga membantu kampus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat, suportif, dan berorientasi pada kesejahteraan mahasiswa.
Biro psikologi Smile Consulting Indonesia menyediakan jasa psikotes untuk berbagai kebutuhan asesmen psikologi, baik untuk individu maupun perusahaan. Layanan kami dirancang untuk memberikan hasil yang akurat dan terpercaya.
Referensi :
Bedewy, D., & Gabriel, A. (2015). Examining perceptions of academic stress and its sources among university students: The Perception of Academic Stress Scale (PASS). Health Psychology Open.