Psikologi positif dan toxic positivity sering dianggap sebagai konsep yang serupa, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. Memahami perbedaan ini penting agar kita dapat menerapkan pendekatan yang sehat dalam menghadapi emosi sehari-hari.
Apa Itu Psikologi Positif?
Psikologi positif adalah cabang ilmu psikologi yang berfokus pada aspek-aspek positif dalam kehidupan manusia, seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan potensi individu. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu seseorang memahami dan mengembangkan kualitas-kualitas positif yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Yang membedakan psikologi positif dari sekadar berpikir positif adalah pengakuan terhadap keberadaan emosi negatif. Psikologi positif tidak mengabaikan perasaan seperti sedih, marah, atau kecewa, melainkan mendorong seseorang untuk menerima dan belajar dari emosi tersebut guna mencapai keseimbangan mental yang lebih baik.
Apa Itu Toxic Positivity?
Berbeda dengan psikologi positif, toxic positivity adalah sikap yang mengharuskan seseorang untuk selalu berpikir positif, tanpa memberikan ruang bagi emosi negatif. Sikap ini dapat menyebabkan seseorang menekan atau menyangkal perasaan tidak nyaman, yang sebenarnya merupakan bagian alami dari kehidupan manusia.
Beberapa contoh toxic positivity antara lain:
-
Mengatakan “Jangan terlalu dipikirkan, tetap semangat!” tanpa memberikan empati terhadap perasaan seseorang.
-
Memaksa diri untuk selalu terlihat bahagia meskipun sedang mengalami kesulitan.
-
Mengabaikan emosi negatif dengan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.
Padahal, mengabaikan emosi negatif bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Perasaan yang tidak diakui dan diproses dengan baik justru dapat menumpuk dan menyebabkan stres berkepanjangan.
Perbedaan Utama Psikologi Positif dan Toxic Positivity
Perbedaan mendasar antara psikologi positif dan toxic positivity terletak pada bagaimana keduanya memperlakukan emosi negatif. Psikologi positif mengakui bahwa emosi negatif adalah bagian dari pengalaman manusia dan mendorong individu untuk memahami serta belajar darinya. Sementara itu, toxic positivity cenderung menolak atau mengabaikan emosi negatif, yang dapat menghambat proses penyembuhan dan pertumbuhan pribadi.
Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih bijak dalam menghadapi berbagai emosi dan menjaga keseimbangan mental yang sehat.
Biro psikologi Smile Consulting Indonesia dikenal sebagai pusat asesmen Indonesia yang memberikan berbagai layanan, termasuk jasa psikotes dan asesmen individu, dengan proses yang efisien dan hasil mendalam.